Kamis, 06 November 2014

praktikum 2 "penentuan titik beku larutan"


Praktikum
Penentuan Titik Beku Larutan

A.        Rumusan Masalah
Apakah titik beku air suling, larutan urea dan larutan NaCl sama untuk tekanan yang sama?

B.        Tujuan Percobaan
Menyelidiki titik beku larutan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

C.     Latar Belakang

Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0oC, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0oC, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni (air suling ) dan Urea, serta mencoba membuktian bahwa titik beku Urea akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya ( air suling ).

D.       Teori Yang Relevan

Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan jumlah partikel zat terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.
Larutan merupakan suatu campuran yang homogen, dan dapat berwujud padatan, atau cairan. Akan tetapi, larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan berbentuk cairan, dimana suatu zat tertentu dilarutkan ke dalam pelarut yang berbentuk cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu( Sastrohamidjojo, 2001).Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada banyaknya jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira-kira pada larutan yang ada. Jadi,sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat sifat tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik yang semuanya dinamakan sifat-sifat koligatif.
Titik beku adalah suhu pada saat larutan mulai membeku pada tekanan luar 1 atm. Titik beku normal air adalah 0°C. Jika air murni didinginkan pada suhu 0°C, maka air tersebut akan membeku dan tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm. Tetapi, bila kedalamnya dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap, maka pada suhu 0°C ternyata belum membeku dan tekanan uap permukaannya lebih kecil dari 1atm. Supaya larutan membeku tekanan uap permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat dicapai bila suhu larutan diturunkan. Setiap larutan memiliki nilai titik didih dan titik beku. Nilai titik dididh dan titik beku larutan masing-masing berbeda. Misalnya saja air, air meiliki titik didih sebesar 100˚C dan mempunyai nilai titik beku sebesar 0˚C. Titik dididh dan titik beku air tadi tentu berbeda dengan larutan lainnya.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bargantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan ( Syukri, 1999). Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non-elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal tersebut maka sifat koligatif larutan non-elektrolit lebih rendah dai pada sifat koligatif larutan elektrolit.
Selisih antara titik beku dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku.DTf = Tf˚- Tf.Dimana DTf adalah penurunan titik beku, Tfo  merupakan titik beku pelarut dan Tf merupakan titik beku dari larutan tersebut.Apabila suatu senyawa non-elektrolit terlarut di dalam pelarut, sifat-sifat pelarut murni berubah dengan adanya zat terlarut. Sifat-sifat fisika seperti titik didih, titik beku, tekanan uap berbeda dengan pelarut murni. Adanya perubahan ini tergantung pada jumlah partikel-partikel pelarut yang terdapat di dalam larutan. Makin berat larutan, makin rendah titik beku, makin tinggi titik didih. Perubahan hampir sebanding dengan perubahan kosentrasi. Karena fraksi molar zat pelarut X merupakan fungsi linier fraksi zat terlarut X, maka X + X = 1.

Tetapan titik beku molal ( Kf )
Pelarut
Titik Beku 0C
Kf ( 0C )
1.  Air
0
1,86
2.  Benzena
5,4
5,1
3.  Fenol
39
7,3
4.  Naftalena
80
7
5.  Asam Asetat
16,5
3,82
6.  Kamfer
180
40
7.  Nitrobenzena
5,6
6,9

Penurunan titik beku ( DTf ) bila kebanyakkan larutan encer didinginkan, pelarut murni terkritalisasi lebih dahulu sebelum ada zat terlarut yang mengkristalisasi suhu dimana kristal-kristal pertama dalam keseimbangan dengan larutan disebut titik beku larutan. Titik beku larutan demikian selalu lebih rendah dari titik beku berbanding lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut (molnya) di dalam massa tertentu pelarut. Jadi penurunan titik beku (DTf )=Kf . m, dimana m ialah molalitas larutan. Jika persamaan ini berlaku sampai konsentrasi satu molal, penurunan titik beku 1 m tiap non-elektrolit yang tersebut  didalam pelarut itu = Kf yang karena itu dinamakan tetapan titik beku molal ( molal freesinapoint constant) pelarut itu. Nilai numerik K= khas pelarut itu masing-masing (Anonim, 2003).

E.       Hipotesis
·          Jika air suling ditambah dengan zat terlarut (urea atau NaCl), maka titik bekunya akan turun sesuai dengan banyaknya urea atau NaCl.
·          Jika molal urea dan molal NaCl sama, maka titik beku larutan NaCl akan lebih rendah dari pada titik beku larutan urea.


F.       Variabel-Variabel Percobaan :
·          Variabel kontrol         : *Volume air suling
                                             *Volume larutan urea
                                             *Volume larutanNaCl
·          Variabel bebas           :*Molalitas larutan urea
                                            *Molaritas larutan NaCl
·          Volume terikat           :*Titik beku larutan urea
                                            *Titik beku larutan NaCl



G.       Alat Dan Bahan Yang Digunakan :
1.    Termometer
2.    Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
3.    Gelas kimia plastik
4.    Batang pengaduk kaca
5.    Sendok makan
6.    Es batu dan garam dapur kasar (untuk campuran pendingin)
7.    Air suling
8.    Larutan urea 1 molal dan 2 molal
9.    Larutan NaCl 1 molal dan 2 molal



H.      Cara Kerja :
1.        Masukkan butiran – butiran es kedalam gelas kimia sampai kira-kira tiga perempatnya
2.        Tambahkan 8 sendok garam dapur, kemudian aduk dengan sendok tersebut.
        Campuran ini digunakan sebagai pendingin.
3.        Isi tabung reaksi dengan air suling, kira-kira setinggi 4 cm.
4.        Masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi campuran pendingin.
5.        Aduk campuran pendingin.
6.        Masukkan batang pengaduk ke dalam tabung reaksi dan gerakkan pengaduk itu turun naik dalam air sampai air tabung reaksi membeku seluruhnya.
7.        Keluarkan tabung reaksi dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung reaksi meleleh sebagian.
8.        Ganti pengaduk dengan termometer.
9.        Dengan hati-hati. Aduklah campuran dalam tabung reaksi dengan termometer secara turun naik.
10.    Bacalah termometer dan catat temperaturnya.
11.    Ulangi langkah 3 sampai langkah 10 dengan menggunakan larutan urea 1 molal dan 2 molal serta larutan NaCl 1 molal dan 2 molal, sebagai pengganti air. (Jika es dalam gelas kimia sudah banyak yang mencair, buat lagi campuran pendingin seperti di atas)

I.          Format Data Hasil Percobaan :
Titik beku air : 20 C
No.
Larutan
Selisih Titik Beku Air
Dengan Titik Beku
Larutan (0C)
Zat Terlarut
Kemolalan
Titik Beku
(0C)
1
Urea
1 molal
-2
4
2
Urea
2 molal
-4
6
3
NaCl
1 molal
-4
6
4
NaCl
2 molal
-7
9

J.        Pertanyaan
1.    Apa fungsi garam dapur yang terdapat dalam campuran pendingin?
2.    Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan dan penurunan titik bekunya?

Jawab:
1.   Sebagai zat terlarut dalam campuran air pendingin sehingga titik beku campuran pendingin menjadi lebih rendah sesuai dengan sifat koligatif larutan yang mana penurunan titik beku dipengaruhi oleh zat terlarut dan zat pelarut. Garam dapur juga berfungsi menghambat proses pencairan es sehingga dapat membantu kita dalam melakukan penganalisisan terhadap titik beku larutan yang diuji tersebut.

2.Pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutanya itu semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin rendah titik bekunya begitu pula sebaliknya.
Pengaruh konsentrasi terhadap penurunan titik bekunya yaitu semakin pekat larutan maka titik bekunya semakin rendah dan penurunan titik bekunya semakin tinggi

K.        Tugas
Dari percobaan yang telah di rancang dan dilakukan, cobalah kalian buat kesimpulannya dan diskusikan hasilnya dengan kelompok lainnya. Apakah sama atau berbeda hasil yang kalian dapatkan?

L.      Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi titik beku dan penurunan titik beku ialah jumlah konsentrasi molal dan sifat larutan (elektrolit dan non-elektrolit). Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut (air). Semakin besar konsentrasi larutan maka titik beku semakin rendah. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah dari pada titik beku larutan non-elektrolit dalam konsentrasi sama.
Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.
Hasil praktikum masing masing kelompok berbeda-beda.

M.   Saran
Dalam melakukan kegiatan penelitian/percobaan ini sebaiknya memerlukan kecermatan yang tinggi dengan tujuan untuk menganalisis semua kemungkinan yang dapat terjadi selama proses penelitian penurunan titik beku larutan. Karena, jika tidak cermat dalam melakukan langkah kerja maka tidak menutup kemungkinan hasil yang di capai kurang maksimal dan akurat. 

N.     DAFTAR PUSTAKA
ü Admin. 2011. “Penentuan Titik Beku Larutan”. [serial online].
ü Admin. 2009. “Praktikum Kimia Uji Sifat Koligatif Larutan.” [serial online].
ü Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bhakti.
ü
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta : PT RinekaCipta. 
ü Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Kesetimbangan dan Dinamika Kimia. Jember :Laboratorium Kimia Fisika FMIPA UNEJ.
ü Raharjo. 2011. Kimia Fisika. http://sjraharjo.wordpress.com. Diakses : 10 Desember 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar